PEMIKIRAN AL-BIRUNI : ILMUWAN DARI PERADABAN ASIA TENGAH









Asia Tengah merupakan salah satu tempat berkembangnya peradaban Islam. Islam sendiri masuk ke kawasan Asia Tengah sekitar abad ke-8 M. Dilansir dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Islam masuk ke Asia Tengah melalui penaklukkan kota Transoxiana yang pada saat itu dipimpin oleh Abu Hafis Qutayba bin Abi Salih Muslim. Selain itu, Bani Umayyah atau Kekhalifahan Bani Umayyah juga berhasil menaklukkan salah satu negeri yaitu Andalusia. Selama abad ke-8 M, Islam menyebar ke berbagai penjuru Asia Tengah. Ketika kekuasaan kekhalifahan di pegang oleh Bani Abbasiyah para kau Muslimin memiliki kekuasaan yang cukup stabil. Dimana hal ini merupakan kemenangan Abu Abbas As Saffah bersama pasukkannya melawan pasukan Dinasti Tang yang berasal dari Cina.

Selama dalam kekuasaan Islam, Asia Tengah mencapai puncak kegemilangan dalam berbagai hal. Mulai dari segi budaya, ekonomi, bahkan kultural bahasa. Hingga pada abad ke-9 M, Transoxiana menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan yang bersanding dengan Baghdad. Selain itu, beberapa ilmuwan besar juga lahir dari kawasan Asia Tengah, salah satunya Al Biruni. Seorang ilmuwan yang merupakan antropolog pertama dan berasal dari Turkmenistan ini. Meskipun saat ini namanya jarang sekali di kenal, tapi hasil dari buah pemikirannya sangat berpengaruh bagi ilmu pengetahuan.

Al-Biruni merupakan salah satu ilmuwan yang berasal dari kawasan Asia Tengah. Namanya tidak diragukan dalam bidang sains dan ilmu pengetahuan. Ia dikenal ahli dalam berbagai bidang diantaranya astronomi,fisika,sejarah, filsafat, farmasi serta matematika.

Al Biruni memiliki nama lengkap yaitu Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni. Lahir di Turkmenistan tepatnya di kota Khath (saat ini Turkmenistan lebih dikenal dengan Uzbekistan), pada tanggal 15 September 973 M.2 Al Biruni hidup di lingkungan yang taat beragama dan cinta ilmu pengetahuan. Tidak banyak literatur yang mengisahkan masa muda ilmuwan ini. Namun, ia sangat dikenal sebagai seorang ulama yang sangat cinta akan ilmy pengetahuan, seorang yang gemar membaca dan menulis.

Sebagai seorang ilmuwan yang ulung, Al-Biruni tidak pernah berhenti untuk mengais ilmu pengetahuan, bahkan ketika ia menjelajah negeri. Semasa hidupnya ia melakukan penelitian dan menulis hingga akhir hayatnya. Sepanjang hidupnya, ia sudah menulis sekitar 146 buku (sebagian yang lain mengatakan bahwa ia telah menulis 180 buku). Buku-buku itu terdiri dari 35 buku yang membahas astronomi, 4 buku yang membahas tentang asrolab, 23 buku membahas tentang astrologi, 9 buku membahas tentang geografi, 10 buku membahas tentang geodesi dan teori pemetaan, 15 buku membahas matematika, 2 buku membahas mekanika, 2 buku membahas obat-obatan dan farmakologi, 1 buku membahas meteorologi, 2 buku membahas tentang India, 3 buku membahas tentang agama dan filsafat, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak karya Al-Biruni, hanya 22 buku yang sampai saat ini diketahui keberadaannya dan hanya 13 karyanya yang pernah dipublikasikan.3

Sebagian dari sejarawan menyepakati bahwa Al-Biruni wafat pada tahun 440 H atau 1048 M, sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa ia hidup hingga tahun 442 H atau 1050 M. Al-Biruni sangat dikenang baik oleh dunia Islam ataupun Barat.

        Pemikiran Al-Biruni

 

Sebagai seorang ilmuwan yang berhasil baik di bidang sains dan ilmu pengetahuan Al- Biruni sangat mengundang decak kagum para ilmuwan ilmuwan dari Barat dikatakan dari Max Mayerhof ia berkata " Al-Biruni dijuluki sebagai seorang master, doktor, astronom, seorang matematikawan, ahli fisika, geografi, serta seorang sejarawan. Ia merupakan sosok yang paling menonjol di antara bimasakti para ahli terpelajar sejagat yang memacu zaman keemasan ilmu pengetahuan peradaban Islam”. Hal senada juga diungkapkan dari sejarawan asal India ia berkata “sedikit orang yang paham akan fisika ataupun matematika di antara yang sedikit dan yang paling terbesar ialah Al-Biruni. Ia merupakan seorang filsuf sekaligus ilmuwan. Ia sangat unggul dalam kedua bidang tersebut “.4

Kehebatan - hebatan Al-Biruni ini karena pemikiran pemikiran dan karya- karyanya yang dijadikan sebagai pijakan sains dan pemikiran modern. Adapun di antara pemikiran pemikiran tersebut terbagi di dalam berbagai bidang diantaranya:

Bidang Fisika dan Matematika

    

Al-Biruni menyelesaikan buku yang sangat berharga yang berkaitan dengan sains dan ilmu pengetahuan lainnya yaitu astronomi, matematika, geografi dan buku tersebut berjudul Al-Qanun fi 'Ulumi al-Haiati wan Nujumi. Dalam bukunya ini ini membuktikan bahwa bumi planet dan bintang berbentuk bulat begitu yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Kemudian ia berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis edar. Ia juga menemukan poros bumi yang berputar condong dan juga gerakan peredaran bumi yang mengelilingi matahari dalam satu tahun. Al-Biruni juga menemukakan konsep kekuatan gravitasi yang ada di bumi yang menyatakan bahwa hal ini merupakan suatu bukti bahwa bumi selalu berputar pada porosnya dalam bukunya ini yang Al-Biruni membuktikan bahwa bintang juga bergerak mengelilingi poros rasi bintang.

Al-Biruni juga menciptakan metode untuk matematika yang dimana metode ini digunakan untuk menentukan arah mata angin dimanapun manusia berada baik itu di darat ataupun di laut. Dalam karyanya ini ia menyajikan berbagai daftar matematika yang dipergunakan untuk segitiga sama kaki di mana dibuat dari lempengan panjang dengan bentuk simetris.

Dalam bidang matematika sumbangsih pemikiran Al-Biruni sangat signifikan bagi perkembangan ilmu sains yang satu ini yaitu matematika. Khususnya di dalam sebuah bidang teori dan sebuah praktik aritmatika, bilangan aritmatika, rasio, geometri dan masih banyak yang lainnya adapun sumbangan yang paling besar pikirannya di dalam bidang matematika yaitu konsep sudut segitiga 180 derajat.

    Bidang Astronom

 

Tahun 1031 M, Al-Biruni merampungkan tulisannya yang berjudul Al Qanun al-Mas'udi. Tulisannya yang satu ini memuat tentang studinya yang membahas bidang astronomi secara komprehensif dan sangat detail. Ia memperkenalkan istilah-istilah ilmu perbintangan dengan bahasa Arab menurutnya bahwa bola langit itu tidak ada sama sekali karena hanya bersifat

 



 

 

imajinatif. Sedangkan cakrawala itu sangatlah luas. Bola langit dianggap ada karena untuk memudahkan penyelidikan di langit angkasa raya agar hubungan antara benda-benda langit dapat dinyatakan dengan begitu mudah. Sedangkan cakrawala itu sangatlah luas. Bola langit dianggap ada karena untuk memudahkan penyelidikan di langit angkasa raya agar hubungan antara benda- benda langit dapat dinyatakan dengan begitu mudah.

Menurut Al-Biruni bumi merupakan salah satu titik di pusat bola langit dan posisi titik pusat bola langit itu sendiri terhimpit dengan titik pusat bumi. Ia juga memperkenalkan berbagai istilah astronomi atau ilmu perbintangan ini dalam bahasa Arab diantaranya sebagai berikut:

a)      Samitur rois atau juga disebut istilah zenith, merupakan sebuah titik berpotongan yaitu antara garis vertikal yang dilalui oleh seorang pengamat dengan bola langit yang berada di atas kaki langit.

b)  Samitul qadim atau juga disebut istilah nadir, merupakan sebuah per potongan antara garis vertikal yang melalui seorang pengamat dengan bola langit yang berada di bawah kaki langit dimana setiap tempat yang berada di bumi memiliki garis vertikal, zenith, serta nadirnya masing-masing.

c. Ufuk hissi atau juga disebut juga horizon semu, merupakan sebuah bidang rata yang menyinggung dan dapat kita tarik dari tempat kita berdiri yaitu antara kaki dengan tanah di bidang ini berbentuk tegak lurus dengan garis vertikal.

Ilmuwan yang satu ini menjelaskan bahwa adapun yang dimaksud dengan ketinggian yaitu sesuatu yang dimana ketika dihitung dari atas kepala sampai objek yang dimaksud dan semakin menjauhi pusat dari bumi sedangkan adapun yang dimaksud dengan kerendahan yaitu sesuatu yang dihitung dari bawah kaki sampai objek yang dimaksud.

        Aplikasi Konsep Lain

 

Theorema penemuan Al-Biruni juga dapat diaplikasikan untuk menghitung kuas dan keliling lingkaran serta luas maupun volume bola yang kita pelajari dalam bidang matematika. Penemuan-penemuan Al- Biruni tersebut dalam bidang astronom, geodesi, dan geografi juga dapat diaplikasikan untuk mengetahui bentuk permukaan bumi serta isinya sekaligus dapat mengetahui tata surya yang dipelajari dalam bidang fisika maupun geografi. Al-Biruni mengemukakan bahwa bumi bulat ataupun planet berputar mengelilingi matahari hingga saat ini kita dapat mengetahui penanggalan untuk kaender Masehi dan untuk astronomi sendiri itu sangatlah penting bagi umat Islam karena ibadah seperti salat puasa lebaran dan lain-lain sangat berhubungan langsung dengan sistem tata surya.

Pembagian bumi didasarkan pada garis bujur yang membuat waktu di bumi dibagi berdasarkan waktu GMT atau sekarang lebih dikenal dengan Central Europian Time yang bertempat di sebuah kota tepatnya di Inggris yang bernama Greenwich gimana waktu setempat dapat ditentukan dengan konsep penambahan 15 derajat ke arah timur sehingga waktu tersebut akan bertambah sebesar 1 jam dari waktu Greenwich

    

Zaa
Zaa Halo teman-teman!! Saya Laretza biasa dipanggil Eza. Gak suka baca apalagi nulis tapi cuma pengen damai aja ama keduanya. @laretza410

Posting Komentar untuk "PEMIKIRAN AL-BIRUNI : ILMUWAN DARI PERADABAN ASIA TENGAH"