Puisi Burung-burung Suatu Kali Dan yang lainnya
![]() |
HUJAN MALAM
hujan turun malam inihapus debu-debu siang tadi
serta daun-daun yang meranggas.
airnya mengguyur tanah
membuat genting kuyup
serta burung-burung malam berlarian.
dinginnya merambat tubuh
merasuk tulang-tulang kecil
yang dibungkus oleh epidermi.
suaranya menunda lebih lama
waktu yang melambat
ditubruk oleh rintik-rintik yang berhamburan.
hujan turun malam ini
menunda sepi lebih lambat
serta daun-daun lebih bertenaga.
BURUNG-BURUNG SUATU KALI
sesekali burung gereja bertengger
mematuki satu-dua biji-biji
sebelum pak capil datang mengusir.
Na, burung-burung terbang menjumpai
rimbun pohon yang ditanam oleh buldozer
serta kota yang inkar pada waktu
hujan turun membasahi semesta sepi
Na, burung-burung amatlah rindu
melepas wajah kota dari akarnya
tanpa taman-taman yang suatu sore
hanya berisi kumpulan bunga imitasi
LANGIT SURAKARTA
to ASQdingin ac pagi ialah dentuman. tubuh menjelma ruang, memasuki nada mozart dan kegelisahan dewa amor. pahit kopi kemarin, kini menjadi asam lambung. pahit yang kaubawa dan aku mengaduknya. termos menjaga panas dari ruhnya. dua jendela membelakangi tubuh kita. infus dan tabung oksigen. lorong nampak rapi. bak sampah dan gagang pintu tertata simetris memanjang mirip tentara yang tengah baris berbaris.
kereta menyeret ke seberang kota. surakarta, satu kota setelah klaten dari arah jogja. tapi di mana pun kota, ialah gaduh. akar kehidupan yang berupa titik. satu jeda memulai dari rangkaian akhir yang tak terlukis. selain kematian yang tak pernah diduga-duga.
tapi puisi ialah jarak lambat. lorong subtil yang saling menyentuh. mengikis situasi menjadi abadi. ia tak tepat waktu. nyaris tak pernah tepat waktu. tapi yang tak tepat, ialah abadi. ialah cara menunda. memasuki waktu dengan liris. dengan endapan makna dari kata-kata yang sembujur kaku.
kota-kota membekas di antara frasa. puisi-puisi ini lalu, menjadi sebatang kara. ia kehilangan dua jiwa yang menghidupi. pengarang telah mati seorang kritikus berkilah. Tapi puisi tak hanya soal tafsir bukan? ia bukan kitab suci, tak perlu mengiris kebenaran tentangnya.
seperti syahrazad, ialah kran pembuka pintu. dari kepedihan yang mendekap, ke dalam situasi yang enyah. burung-burung pipit terbang. sampai ke arah rindu mendekap. lewat puisi, aku temui jiwa kembali. serta menemui jiwamu seperti pagi yang jernih. aku melihat bunga di taman menyapa saat matahari terbit. kopi pahit yang mengkristal pada kata. rasa yang mendekap relung hati. aku hidup seperti syahrazad bercerita, terdekap puisi untuk hidup kembali.
kini di sebuah gedung. kau tiba-tiba kembali dari tepi sepi. membawa ingatan tentang puisi. makna yang harus kutulis ke dalam rangkaian kata. pohon-pohon berjubal ingin tumbuh melebihi pucuk daunnya. lalu kembali menjadi kertas putih untuk mengisi hari-hari oleh puisi. ac amat dingin. melempar napas lirih.
Syariah Hotel Solo, 8/5/18
OMBAK PADA DIRIMU
ombak,ialah terowongan casablanca.
yang luas nan sepi.
ia ingin selalu
menjadi lalu pecah,
memulai kembali.
menjadi busa putih,
membasuh angkuhnya tanah.
ia jiwa candradimuka
yang bangkit dan
lalu jatuh, memulai kembali.
terluka oleh batu karang,
terberai oleh gerimis.
ia bergolak oleh angin yang
menjadi lalu hancur memulai
kembali tiada lelah tanpa henti
meluap ke ujung darat kembali
ke dalam laut
ia jiwa yang enggan berhenti
mendidih oleh bara api
melintasi palung-palung tanpa nama
perwujudan muka tanpa wajah
uraian kisah tanpa peristiwa
ia ksatria templar yang tak pernah
sembunyi di kolong-kolong laut
angkuh yang tergolak tanpa melepas
dari laut, dari air, dari dzat dari yang
lebih lembut, lebih atom, lebih metafisis.
ombak,
ialah tubuh, ialah ruh,
tanpa jiwa.
(12:41) 24418
Posting Komentar untuk "Puisi Burung-burung Suatu Kali Dan yang lainnya"