Raden Ngabehi Muhammad Drawis Pendiri Muhammadiyah
Perkembangan dan pertumbuhan agama Islam di Indonesia
sangatlah berkembang pesat. Hal ini tak
luput dari peran para pedagang, kyai, raja dan masyarakat. Selain itu peran
suatu organisasi atau lembaga keagamaan juga ikut andil dalam perkembangan
Islam. Salah satu organisasi tersebut adalah Muhamadiyah. Mungkin tak asing di
telinga dengan kata Muhamadiyah ini. Suatu organisasi atau lembaga yang di prakarsai
oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 yang bertepatan juga pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah.
Raden Ngabehi Muhamad Drawis merupakan nama beliau KH Ahmad Dahlan
ketika muda. Putra dari K.H Haji. Abu Bakar dan ibunya yang merupakan putri
dari Haji Ibrahim bin K.H. Haji Hassan. Beliau lahir pada tanggal 01 Agustus
1868 di Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan semasa hidupnya tidak pernah mengenyam
pendidikan secara formal di karenakan orang – orang Islam pada masa itu
melarang untuk masuk ke sekolah Belanda. Beliau langsung mendapatkan pendidikan
dari ayahnya dan berguru pada ulama – ulama yang ada di Yogyakarta.
Beliau pernah belajar di Mekah sebanyak dua kali dan tertarik
terhadap sebuah tafsir yang bernama tafsir Al Manar karya dari Muh. Abduh. Melihat
kondisi Islam di Indonesia KH Ahmad Dahlan sangat prihatin dan bertekad ingin
mengembalikan ajaran Isalm pada landasan Al Quran dan Hadith.
Beliau ingin mengkaji Islam sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman bukan dengan cara tradisional yang saat itu masih begitu kental di
masyarakat. K.H. Ahmad Dahlan tidak hanya mengajarkan cara membaca atau
melagukan Al Quran tapi ia juga mengajarkan tentang tafsir dari Al Quran karena
dengan begitu orang Islam pada masa itu tidak hanya pandai membaca tapi juga
mampu memahami isi dari apa yang disampaikan oleh Al Quran.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi berdirinya Muhamadiyah di
antaranya yaitu faktor subjektif yaitu merupakan keinginan beliau untuk
melaksanakan apa yang beliau pahami dari firman Allah Q.S An-Nisa’ ayat 82 ,Q.S
Muhammmad ayat 24 serta Q.S Ali – Imran ayat 104.
Selanjutnya faktor objektif faktor ini terdiri dari dua hal yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor objektif internal yaitu tentang kehidupan
yang terjadi di masyarakat yang pada masa itu belum secara penuh menjadikan Al
Quran dan Hadith sebagai rujukan. Selain itu lembaga pendidikan juga sangat
berpengaruh dalam hal ini sehingga Muhamadiyah memfokuskan pada pendidikan dan
sosial keagamaan. Sedangkan untuk faktor eksternalnya yaitu meningkatnya suatu
gerakan Kristenisasi akibat pengaruh politik kolonialis Belanda yang juga
memiliki kepentingan pada penyebaran agama Kristen.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa sekarang lembaga atau organisasi Muhamdiyah bertujuan untuk mengembalikan masyarakat agar kehidupannya selalu berlandas Al Quran dan As Sunnah. Perjuangan K. H Ahmad Dahlan dalam menyadarkan umat secara perlahan akhirnya berhasil bahkan organisasi Muhammadiyah hingga sekarang berkembang dengan begitu pesat/
Posting Komentar untuk "Raden Ngabehi Muhammad Drawis Pendiri Muhammadiyah"