Historiografi
Perkembangan Islam di Asia Tenggara mengikuti perkembangan historiografi yang
berkembang pada saat itu atau sejarah pada saat itu. Pada abad ke 19 dan ke 20
banyak sekali muncul para sejarawan dari Asia Tenggara,mereka membahas atau
menulis sejarah pada masa itu tidak menulisnya secara keseluruhan. Mereka
menulis dengan fokus pada bagian tertentu misalnya ada yang fokus pada
historiografi tentang naskah kuno
(filologi), ada yang berfokus pada arkeolog atau benda-benda sejarah, dan ada
juga ada yang berfokus pada arsip sejarah tentang peristiwa yang sudah pernah
terjadi.
Sama halnya
dengan di Asia Tenggara. Historiografi Islam di Indonesia juga mengikuti
historiografi yang sudah berkembang pada saat itu. Berawal dari corak
historiografi yang tradisional contoh Kitab Negarakertagama. Lalu histlriografi
ini berkembang menjadi historiografi yang ada di Era Kolonial biasanya
bercerita hanya orang-orang Eropa. Dan sejak Indonesia merdeka kepenulisan
sejarah atau historiografi beralih menjadi historiografi Indonesia sentris.
Menurut salah satu sejarawan bernama Azra mengatakan awalnya penulisan sejarah
hanya ke perspektif lokal lalu sejak abad ke 20 mulai penulisnannya dilakukan
dengan sejarah perspektif global dan juga dikaitkan dengan kawasan-kawasan lain
Jadi historiografi pada abad ke-20 ini tidak hanya menjangkau tentang Indonesia
saja tetapi juga menyangkut pautkan dengan kawasan lainnya . Pada masa ini pada
masa abad ke-20 kita bisa melihat karya Deliar Noer , gerakan modern Islam.
Dikatakan juga bahwa historiografi pada abad ke-20 dibagi menjadi beberapa tema
yang pertama berkisar tentang sejarah lokal yang ke-2 tentang penulisan sejarah
Islam yang ada di Indonesia secara universal ataupun keseluruhan, yang ketiga
penulisan sejarah Islam yang ada di Indonesia tentang kemiliteran, keempat
tentang biografi pahlawan nasional atau tokoh-tokoh yang berpengaruh di
Indonesia dan kelima tentang kepenulisan novel yang membahas tentang sejarah
atau novel sejarah.
Penulisan
sejarah atau historiografi bercorak modern mulai berkembang di Asia Tenggara
pada pertengahan abad ke-19 awalnya historiografi sendiri atau karya
historiografi ini kurang sekali menarik para masyarakatnya sehingga
diberhentikanlah historiografi itu sendiri. Namun, pada abad ke-19 tepatnya
pada akhir abad nya akhirnya para sejarawan merangsang penulisan sejarah lagi
dengan membentuk perhimpunan Batavia untuk seni dan ilmu pengetahuan perhimpunan
inilah yang akan merangsang para sejarawan untuk menulis sejarah yang ada di
Indonesia ataupun di Asia Tenggara agar para masyarakat itu terangsang pada
kepenulisan sejarah.Pada abad ke-19 dan
awal abad ke-20 historiografi sendiri dibagi menjadi tiga bidang yang berbeda
yang pertama historiografi sejarah kuno yang kedua historiografi sejarah
kolonial dan yang ketiga historiografi sejarah periode Tengah.