U2FsdGVkX1+25AyyCo8UPsLK1A8YBpiAtAtE4voJoZU6v2phc92s7B5BeG4irtrTwvQijqbnotwWq2TT6FmYzQ==

 





Historiografi Islam yang ada di Nusantara dibagi menjadi 2 yaitu tradisional dan klasik.  Historiogafi tradisional memuat cerita yang magis dan religius dan mempunyai sudut pandang objektif serta rasional. Sedangkan, historiografi klasik berisi tentang kisah-kisah yang menyangkut tentang Islam dan tidak hanya membahas tentang Islam di Indonesia juga tapi juga Islam yang ada di Asia.Kedatangan Islam ke Nusantara sampai saat ini masih menjadi pembahasan yang berlanjut. Penulisan sejarah Islam ini sangat menarik perhatian para ahli. Historiografi yang ditulis tidak hanya menggunakan satu bahasa tapi juga berbagai bahasa-bahasa daerah yang ada di Melayu dan Nusantara. Penulisan sejarah Melayu-Nusantara ini melalu beberapa tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Historiografi tradisional dalam menyampaikan ceritanya yaitu sangat subjektif biasanya berisi tentang cerita raja atau keraton. Selain itu, dalam penulisanya terkadang di campur dengan cerita magis yang berkembang saat itu. Untuk bisa mengenal historiografi nasional, kita harus paham karakteristiknya. Berikut beberapa karakteristik unthk historiografi Islam diantaranya yaitu : bersifat keraton atau raja, religi - magis,  regio-sentrisme,psiko - politik sentrisme, etnosentrisme,  bisa dijadikan sebuah ekspedisi kebudayaan dan yang terakhir tidak membedakan antara khayal dengan nyata.

Perkembangan penulisan sejarah yang ada di Indonesia memiliki berbagai macam corak kepenulisan mulai dari historiografi tradisional, nasional, kolonial, hingga historiografi modern. Penulisan historiografi secara tradisional telah menguasai perkembangan penulisan sejarah yang ada. Penulisan sejarah pada awalnya tidak seperti yang kita lihat saat ini. Dulu penulisan sejarahnya masih terdapat unsur-unsur kekuatan tentang kekuatan ghaib. Adapun historiografi pada corak awal kepenulisan sebagai berikut yaitu yang pertama hikayat dimana ia mengandung cerita dengan penulisan yang sangat mirip dengan sebuah sajak, yang kedua yaitu khabar yang memiliki cerita bersejarah namun tidak mementingkan waktu yang kronoogis untuk sebuah peristiwa, yang ketiga yaitu tambo yang berasal dari bahasa Sanskerta yang bermakna bermula. Awalnya tambo disampaikan secara lisan, namun kemudia dituliskan dalam bahasa Arab-Melayu. Yang keempat kisah, biasanya berisi tentang sebuah rangkaian peristiwa. Dan yang terakhir silsilah, sejak dulu penulisan ini sudah mengandung unsur sejarah, dimana ia menjelaskan tentang sebuah nasab atau asal-usul seseorang.


Zaa
Halo teman-teman!! Saya Laretza biasa dipanggil Eza. Gak suka baca apalagi nulis tapi cuma pengen damai aja ama keduanya. @laretza410
Loading...