Cerpen : Inhoud Schrijver

 





Bintang menatap sebuah benda yang sudah sedikit kusam, pemberian dari seseorang satu tahun yang lalu. Sebuah desain yang bertuliskan “Bintang Altair” dan buku diary yang berisi tentangnya. Cukup lama Bintang menatap kedua benda itu setelah puas diapun menyalakan laptop yang tergeletak dimejanya. Laptop menyala Bintang mengarahkan kursornya ke sebuah file yang bernama “Web Content Writer Bintang Andrea” isi file itu merupakan hasil kolaborasinya dengan orang yang sangat ia cintai bahkan isinya pun menceritakan tentang mereka berdua. Andrea namanya sosok lelaki yang telah membuat Bintang jatuh hati padanya. Seketika dimensi Bintang pun berputar kembali kepada semua hal yang telah dilewati bersama Andrea.  

Bintang melewati lorong-lorong perpustakaan daerah untuk menuju ruangan utama karena ada sebuah pertemuan. Langkah kakinya ia percepat karena lima menit lagi acara tersebut dimulai. Akhirnya bintangpun sampai diruangan tersebut dan acaranya sudah dimulai, dia telat tiga menit.  

“Permisi,”ucapnya, sambil mengetuk pintu  

“Iya,silahkan masuk.” Seorang perempuan menjawabnya dari dalam ruangan. Bintang pun masuk ke dalam ruangan.  

“Sebelumnya maaf,Kak saya telat,” ujar Bintang  

"Iya nggak apa-apa  masuk aja ini juga baru dimulai. Langsung cari tempat yang kosong ya," jawab perempuan tersebut "Iya kak.

Bintang pun mencari tempat yang kosong dan ia hanya menemukan satu tempat yang kosong. Dia pun mengambil tempat tersebut. Namun Bintang merasa ada yang memerhatikannya sejak tadi.  

Siapa sih dari tadi kayak ada yang merhatiin gua? Bodo amat deh tapi kok gue risih juga ya,dah lah biarin. Batin Bintang

Acara pun berlangsung, Bintang tetap tak bisa fokus karena terus saja ada yang memerhatikannya. Hingga dia melihat orang-orang yang ada di di sekelilingny saat ini dan matanya tertuju pada seorang laki-laki yang membawa laptop tapi hanya setengah terbuka.

Baca Juga : Cerpen Buah jatuh, jauh dari pohonnya

Ketika laki-laki tersebut tiba-tiba menoleh kepada Bintang, Bintang pun terdiam dan berpura-pura mencatat diskusi.  

"Ohh.. iya sebelumnya kita belum perkenalan silahkan habis ini perkenalan dari tiap-tiap divisi setelah itu saya akan membagi tugas," ujar perempuan yang memandu acara ini.

Masing-masing orang yang ada di tempat ini memperkenalkan diri begitu Bintang dan laki-laki yang memperhatikannya dari tadi yang ternyata bernama Andrea. Sesi perkenalan telah usai. Pemandu acara yang bernama Kak Aura ini langsung mengambil alih dan memberikan tugas kepada para anggota diskusi.  Bintang yang sudah terjun di dunia kepenulisan sejak lama mendapatkan tugas untuk membuat content writer dan dia harus berkolaborasi dengan Andrea seorang anak Tekhnik Informatika. Jika Bintang yang membuat kontennya maka Andrea yang membuat websitenya.

Tak terasa pembagian divisi pun selesai dan acara pun sudah di tutup. Satu persatu anggota diskusi keluar dari ruangan tapi tidak dengan Bintang yang masih stay di ruangan dengan catatannya.

"Lo gak pulang, nama lo Bintang kan?" Seorang laki-laki menghampiri Bintang  

"Iya gue Bintang," sahut Bintang  

"Gue Andrea  kita collab kan buat ngerjain projek ini? timpal Andrea  

"Iya, makanya gue tetap disini, mau ngajakin lo ngerjain biar cepat kelar. Kapan enaknya kita ngerjain?" balas Bintang 

"Minggu depan deh, minta nomor lo dong," jawab Andrea  

"Iya, ini.” Bintang memberikan sebuah kertas  

"Yaudah gue cabut dulu ya," ujar Bintang sambil meninggalkan ruangan  "Iya"  

Andrea pun keluar dan Bintang pun juga ikut meninggalkan ruangan ini. Entah kenapa ketika dia bersama Andrean ada rasa yang berbeda padahal baru saja bertemu. Menurutnya Andrea itu sepertinya ramah mungkin itu yang membuatnya berbeda dari yang lainnya.   

Seminggu pun berlalu Bintang sudah akrab dengan Andrea kali ini ia akan bertemu dengannya. Perjalanan menuju perpustakaan tak cukup jauh sehingga tidak memakan waktu lama. Bintang berjanji dengan Andrean untuk menemuinya jam 09.00 dan kini Bintang sudah ada di perpustakaan sebelum Andrea datang. Bintang menyusuri ruangan yang ada di perpustakaan mencari buku yang akan dia jadikan referensi. Akhirnya setelah cukup lama mencari buku tersebut Bintang pun mendapatkannya. Ia pun kembali ke ruangan tempat ia berjanji bertemu dengan Andrea. Sampai di tempat tersebut Andrea sudah ada ditempat dengan laptopnya. 

Bintang pun menghampiri Andrea.   

“An...sudah lama disini?” sapa Bintang  

“Baru aja sampai, Bi,” jawab Andrea “lo darimana, kok baru datang?” tanya Andrea   

Bintang dan Andrea mengerjakan projek tersebut.Banyak hal yang mereka bicarakan selain projek tersebut. Tidak memakan waktu yang lama untuk mengerjakan projek hal tersebut mereka mampu mengejarkan hanya dua jam.

Waktu terus berlalu Bintang dan Andrea sudah mengumpulkan projeknya dan tidak terasa juga masa jabatan mereka habis disitu.  Semakin lama Bintang dan Andrea juga semakin dekat. Bintang pun mulai ada rasa kepada Andrea meski pun pikirannya mengatakan berteman saja tanpa melibatkan perasaan namun hatinya tak dapat dibohongi Bintang sudah jatuh hati pada sosok Andrea. Bintang hanya memendamnya tanpa berani mengungkapnnya dia berpikir biarlah ini mengalir begitu saja.

Tiga tahun setengah Bintang sudah lulus dari perguruan tinggi pada program Sarjana Strata-1. Hingga tiba waktu Bintang wisuda, tak disangka dia mendapat gelar cumlaude dan lagi dia mendapatkan suprise dari Andrea.  

"Selamat ya, Bi... ciee udah sarjana aja nih," canda Andrea 

"Apaan sih," jawab Bintang dengan wajah memerah  

"Owh iya gue punya sesuatu,Andrea menyerahkan sebuah kotak. “Buka, Bi.”

Bintang pun membukanya "Bintang Altair sudah lama aku mengagumi sejak pertama kali aku bertemu. Kali ini ijinkan aku untuk mengambil tanggung jawab yang ada pada ayahmu"

Seketika Bintang menangis membacanya.Apalagi ketika mengangkat kertasnya terlihat sebuah cincin indah  

"Jadi bagaimana?" tanya Andrea  

"Haha, iyaa gue terima. Tapi gue harus lanjut strata 2 dulu," ujar Bintang  ke Andrea  

“Iya gue tau kok. Yang penting elo sekarang milik gue,” ucap Andrea sambil memegang tangan Bintang

Ternyata rasa yang selama ini dirasakan oleh Bintang akhirnya terbalas. Tentu saja, Bintang bahagia bisa bersama dengan orang yang ia cintai meskipun untuk sementara mereka harus berjauhan terlebih dahulu. Setelah hari itu Bintang pun melanjutkan pendidikannya. Bintang melanjutkan S2 nya di luar kota sehingga ia harus Long Distance Relationship selama dua tahun. Hingga tak terasa dua tahun ia lalui di kota orang. Akhirnya Bintang bisa kembali ke tempat asal.  

Kali ini Bintang akan pergi menuju bandara untuk pulang ke kotanya. Dia sudah menghubungi Andrea untuk menjemputnya. Tiga jam perjalanan menuju kota asal akhirnya Bintang sampai di bandara terdekat.

Bintang merogoh tasnya untuk menghambil handphone. Lalu ia menghubungi Andrea. Selesai menghubungi Andrea, Bintang menunggu di tempat penjemputan. Jarak tempat Andrea ke bandara hanya sekitar 30 menit. Lebih dari 30 menit Bintang menunggu Andrea dengan membaca buku. Namun yang ditunggu tak kunjung datang.

Mungkin masih macet. Batin Bintang

Dua jam berlalu, Andrea tak kunjung datang. Bintang pun cemas. Ia berusaha menghubungi Andrea namun panggilannya tidak terjawab. Mungkin Andrea sedang fokus mengemudi, pikirnya. Dalam keadaan gelisah, tiba-tiba Bintang menerima panggilan.

"Nak Bintang, ini Ibunya Andrea. Andrea kecelakaan, kamu ke rumah sakit sekarang ya," ucap Ibu Andrea di seberang telepon.

Bintang terkejut, dalam keadaan panik, Bintang langsung mencari kendaraan umum untuk menuju lokasi. Dalam perjalanan Bintang hanya terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada Andrea.

Sesampainya di rumah sakit, ia mencari ruangan di mana Andrea dirawat. Dengan napas terengah-engah akhirnya ia sampai. Bintang bertemu dengan Ibunya Andrea di luar ruangan, dan ia pun menghampirinya.

"Tante," sapa Bintang. Ibu Andrea menoleh dan langsung memeluk Bintang sambil menangis.

"Nak kamu yang sabar ya,"ujar ibu Andrea sambil menangis

"Maksud tante apa?" jawab Bintang

"Allah sayang sama Andrea, Andrea sudah diambil sama Allah," sahut ibu Andrea

Mendengar hal tersebut hati Bintang hancur, pikirannya kacau. Lalu ibu Andrea memberikan sesuatu kepada Bintang berupa flashdish dan buku diary yang merupakan kenangan dari Andrea untuk Bintang. Didepan flashdish dan buku diary tertulis Bintang Andrea dan All About You Bintang Altair. Bintang tak berani membukanya ia hanya memeluk kenangan tersebut. Semua mimpi yang ia rajut bersama Andrea kali ini sirna hanya tersisa kenangannya saja.

Mengingat semua itu mata Bintang berkaca-kaca apalagi ketika membuka buku diary lembaran terakhir yang bertuliskan :

Untukmu yang kini masih jauh. Kuharap cukup ragamu saja. Hatimu jangan. Disini aku menantimu. Agar kita bisa merajut mimpi bersama. Berjuang bersama tanpa kenal  lelah.

Untukmu bidadariku. Andai kau tau. Dalam sujud kuberharap. Dalam doa kumeratap. Aku ingin kita segera menetap

Kini kita telah merajut kasih, merajut mimpi untuk diwujudkan nanti. Kuharap kau segera kembali  agar rajutan mimpi ini bukan hanya ilusi.

Kuharap disana kau menjaga hati untukku yang telah lama menanti. Aku tahu bertahan memang tak mudah tapi ketika kita mampu melakukan bersama semuanya hanyalah angin lalu saja.

Jaga dirimu Humairahku, bidadari surgaku. Di sini aku menunggumu J

Dari Calonmu, Andrea

Setelah membacanya, Bintang pun menangis, dia tidak bisa lagi membendung. Dia benar-benar rindu pada sosok Andrea. Sosok lelaki dengan senyuman manisnya, kerja kerasnya, bahkan semangatnya untuk menggapai apa yang ia inginkan, membuat Bintang jatuh hati padanya. Namun, kini semua itu hanya tinggal kenangan, Andrea telah berpulang. Sekali lagi Bintang menatap sendu pada laptop dan buku diary tersebut. Hati Bintang sesak, ini masih terasa seperti mimpi baginya. Masih tidak percaya kalau Andrea sudah  tiada. 

Zaa
Zaa Halo teman-teman!! Saya Laretza biasa dipanggil Eza. Gak suka baca apalagi nulis tapi cuma pengen damai aja ama keduanya. @laretza410

Posting Komentar untuk "Cerpen : Inhoud Schrijver "