Timor Leste Ingin Kembali Bergabung ke NKRI

 Belakangan ini kita digemparkan dengan sebuah isu tentang Timor Leste yang ingin kembali ke pelukan NKRI. Timor Leste yang dulunya bernama Timor Timor ini tidak lepas dari sejarah Indonesia. Dulu negara ini merupakan bagian dari Indonesia pada tahun 1976 dengan nomor urut provinsi ke-27 pada saat itu dan dianggap provinsi termuda. Namun pada saat keadaan politik di Indonesia sedang diguncang setelah tumbangnya sistem pemerintahan orde Baru Timor Timor mengganggap Indonesia sebagai penjajah.


Melalui refendum Timor Timor di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), pada akhirnya Timor Leste lepas dari Indonesia. Pada tanggal 30 Oktober 1999 melalui pendapat rakyat Indonesia harus kehilangan Timor Timor yang dikemudian hari menjadi negara merdeka dan kita kenal dengan sebutan Timor Leste pada saat ini.
Mari kita simak kronologi tentang terbentuknya Timor Leste.

Pada tanggal 19 Desember 1998, John Horward seorang perdana menteri dari Amerika Serikat mengirim surat kepada Presiden B.J Habibie. Dalam surat tersebut John Horward mengusulkan agar meninjau ulang pelaksanaan hak dan menentukan nasib bagi masyarakat Timor-Timor.
Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1999 digelar rapat untuk membahas surat yang dikirimkan oleh John Horward. Rapat tersebut membahas kondisi masyarakat Timor-Timor yang sudah lama bergabung dengan Indonesia.

Pada tanggal 27 Januari 1999, Bapak Ali Alatas selaku menteri Luar Negeri Republik Indonesia mengumumkan tawaran untuk opsi otonomi khusus yang diperluas pada Timor Timor. Namun, jika ditolak maka Indonesia harus rela melepaskan Timor Timor.

Pada bulan Maret dan April 1999 terjadi serangkaian peristiwa yang sangat menegangkan di Timor Timor yaitu terjadi eksodus massal warga pendatang kekerasan di Gereja Liquica yang menyebabkan ratusan orang harus mengungsi.

Pada tanggal 27 April 1999, Presiden B.J Habibie menggelar pertemuan dengan John Howard. Pada saat itu Habibie mengungkapkan akan segera melaksanakan penentuan tentang pendapat untuk mengetahui kemauan Timor Timor.

Pada tangggal 5 Mei 1999 Ali Alatas (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia) dan Jaime Gama (Menteri Luar Negeri Portugal), bersama dengan Sekjen PBB Kofi Annan menandatangani kesepakatan pelaksanaan penentuan tentang pendapat rakyat Timor Timor di Markas PBB New York. Dua hari kemudian Sidang Umum PBB menerima dengan bulat hasil kesepakatan tersebut.

Pada tanggal 17 Mei 1999 Presiden Habibie mengeluarkan Kepres No.43/1999 tentang Tim Pengamanan Persetujuan Republik Indonesia - Portugal tentang Timor Timur. Keputusan tersebut kemudian dikuatkan dengan Inpres No.5/1999 tentang Langkah Pemantapan Persetujuan RI-Portugal.

Pada tanggal 16-18 Juni 1999, perwakilan kelompok pro-otonomi dan pro-kemerdekaan Timor Timur bertemu di Jakarta. Kedua kubu sepakat untuk menyerahkan senjata kepada PBB atau pemerintah RI.

Pada tanggal 30 Agustus 1999 PBB mengumumkan hasilnya diantaranya 78,5 persen menolak otonomi, 21 persen menerima otonomi, dan 0,5 persen dianggap tidak sah.

Pada tanggal 26 Oktober 1999, pengganti presiden B.J Habibie yaitu Bapak Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menandatangani surat keputusan untuk pembentukan UNTAET atau pemerintahan transisi di Timor Timur.

Selang empat hari kemudian pada tanggal 30 Oktober 1999 bendera merah putih diturunkan dari Timor Timor dalam upacara yang sangat sederhana. Timor Timor baru resmi lepas dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002 dan menjadi negara Timor Leste. Banyak isu tentang Timor Leste yang ingin kembali bergabung ke Indonesia apabila diberikan kesempatan kedua. Hal ini membuat gempar banyak pihak lantaran dulu Timor Leste yang menginginkan kemerdekaan sebagai sebuah negara. Namun terdapat sebuah fakta yang diungkap oleh bank dunia yang menjadi alasan kuat Timor Leste ingin kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Melansir laporan  United National Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Timor Leste diungkap sebagai penyebabnya meskipun ada peningkatan di tahun 2009.

Tak hanya itu perekonomian negara tersebut sendiri hanya bergantung pada pengeluaran pemerintah. Sedangkan untuk dana yang masuk Timor Leste mengandalkan pemasukan dari hasil minyak. Dengan kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi di Timor Leste tergolong lambat dibanding negara Asia Tenggara lainnya menurut laporan Bank Dunia

Mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona (Covid-19) dan kondisi politik di negara ini yang belum stabil. Pemerintah Timor Leste sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19. Hambatan lain untuk kebebasan ekonominya adalah korupsi yang merajalela dan tidak efektifnya peradilan, sehingga melemahkan integritas pemerintah. 

Note: (KBBI /re·fe·ren·dum/ ; penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yang menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen); penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum (semua anggota suatu perkumpulan atau segenap rakyat): penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yang menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen); penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum (semua anggota suatu perkumpulan atau segenap rakyat)

Dilansir dari berbagai data dan berbagai sumber kalau mau tau atau penjelasan di atas kurang jelas, silahkan tanya di kolom komentar. Sekian sama-sama.
Zaa
Zaa Halo teman-teman!! Saya Laretza biasa dipanggil Eza. Gak suka baca apalagi nulis tapi cuma pengen damai aja ama keduanya. @laretza410

Posting Komentar untuk "Timor Leste Ingin Kembali Bergabung ke NKRI"